“Ini kebesaran
Allah,” kata Dwi Haryanto warga Gang Ceria Sembilan RT 05 RW 01 Desa Sungai Raya Dalam Kecamatan Sungai Raya, Rabu (27/11). Kalimat
itu pertama kali keluar dari mulurt bapak tiga anak sebelum menceritakan telur
berlafadz Allah yang ia temukan di kadang ayam yang terletak tepat di belakang
rumahnya.
Penemuan telur
berlafadz Allah itu terjadi pada Kamis (16/9) atau dua bulan lalu. Pada hari
itu sekitar pukul 22.00 dirinya membantu sang istri, Fatmawati untuk membuat
berbagai macam jenis kueh, baik kering maupun basah untuk keesokan harinya dijual.
“Kebetulan istri setiap malam buat kueh dulu dan memang saya selalu bantu.
Tidak ada firasat atau mimpi yang aneh,” ucap bapak berusia 38 tahun ini.
Hanya saja,
memang pada saat itu anak bungsunya yang berusia satu tahun enam bulan, yakni
Muhammad Zipmi Ilham tingkah lakunya sedikit berbeda dari hari biasanya. Yang
biasanya tidak pernah menangis, dan selalu tertawa jika melihat binatang malam
itu terus menangis tanpa sebab. “Saya bilang sama istri coba dikasi susu, istri
bilang sudah. Terus coba kasi minyak telon mungkin dingin. Tetapi masih saja tetap nangis,”
ceritanya.
Dirinnya pun
tidak pernah menyangka jika tangisan anak bungsunya itu adalah firasat dari akan ditemukannya telor berlafadz Allah. “Kita pada saat
itu hanya menganggap kalau tangisan si bungsu tangisan biasa layaknya balita
seusianya yang mungkin lapar atau ingin dekat dengan ibunya,” ujar pria
berkulit hitam ini. Hingga pada akhirnya, sekitar pukul 23.00. Dwi Haryanto berujar kepada istrinya kalau ia sedang lapar. “Bu ada makana apa, tanya Dwi kepada istirnya.
Ada mie instan pak, mau kah ? jawab sang istri sambil menayakan kembali,
boleh bu masakan, bapak ambil telur dulu di belakang, kata dwi.
Dwi pun
bergegas menuju kadang ayam yang terletak di belakang rumahnya. Dua ekor ayam
daging yang dipeliharannya itu ternyata bertelur. Tidak banyak, hanya satu buah
saja. Ia pun lekas memberikan telur tersebut kepada istrinya untuk dimasak
untuk menjadi teman santapan mie instannya. “Ini bu telurnya, gorenglah bapak
lapar mau makan,” pinta dwi kepada istrinya dan masih tanpa merasakan ada yang aneh di
telor yang dipegangnya itu.
Telur sudah
diberikan, dan siap untuk digoreng untuk menjadi teman sepiring nasi dan
semangkuk mie instan sebagai pelepas lapar. Namun, tidak lama kemudian,
istrinya berkata ada yang aneh pada telur itu, cangkang terasa kasar. “Saya dan
istri akhirnya tak jadi memasak telur, kami berusaha melihat dengan teliti
tulisan atau lukisan apa di cangkak itu. Subhan’Allah ternyata ada
tulisan lafadz Allah dengan bahasa arab,” ungkapnya.
Yang anehnya,
setelah lafadz Allah itu diketahui. Anak bungsu yang tadinya selalu nangis
secara tiba-tiba berhenti dan tidur pulas. “Saya tidak tahu, apakah memang
tangisan anak saya itu adalah pertanda bahwa ada yang berbeda pada telur ayam
itu. yang jelas, seketika itu pula anak saya tidak lagi rewel,” ceritanya
sambil mengelus dada seakan tidak percaya.
Dwi dan istri
pun akhirnya membatalkan niat menggoreng telur tersebut. Dan memilih untuk
menyimpannya. Agar telur tidak busuk, ia sedikit melubangi cangkang untuk
membuang isi telor. “Jadi sekarang cangkangnya masih aman. Kita simpan, dan
sampai kapan pun tetap akan kita jaga karena ini adalah bukti kebesaran tuhan
yang maha besar,” katanya.
Dwi
berkeyakinan kejadian aneh, dimana telur bertuliskan lafadz Allah itu adalah sebuah bukti bahwa Allah maha besar, dan tidak ada kekuatan lain selain kekuatan Allah. (Rino Kartono Mawardi).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar