Kubu
Raya, Kalbar ; - Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Kubu Raya menjalankan
salah satu program pemberdayaan dibidang peternakan dalam rangka pemberdayaan
kepada masyarakat melalui kelompok-kelompok tani. “Ini program tahun lalu yang
kita masukkan kedalam kelompok peternak yang ada di Dusun Purwodadi Desa Pinang
Luar Kecamatan Kubu Kabupaten Kubu Raya. Ini suakelola yang kita bantu melalui
anggaran pemerintah pusat dan diperbantukan kepada kelompok Sri Berdiri Baru
dan kelompok yang membelanjakan semuanya,” kata Kepala Dinas Pertanian dan
Peternakan (Distannak) Kabupaten Kubu Raya, Suharjo, Selasa (27/11).
Suharjo
menuturkan sapi-sapi yang dikelola oleh kelompok tani tersebut awalnya datang
dengan kondisi yang cukup kurus, namun setelah beberapa waktu dan dikelola
dengan baik, maka sapi-sapi yang dipelihara sudah cukup gemuk. “Saya cukup
memberikan apresiasi kepada kelompok petani ini karena dapat menjalankan programnya
dengan baik. Ada 35 ekor yang diberikan, namun 5 ekor kita minta diarahkan
kepada ibu-ibu PKK untuk di kelola,” tuturnya.
Menurutnya
swadaya dan partisipasi masyarakat sangat tinggi, hal tersebut terbukti dengan
besarnya kandang sapi yang menjadi tempat sapi untuk di kembang biakkan. “Sebenarnya
kandangnya tidak besar, namun kini hanya sudah cukup besar dan itu karena
swadaya dari masyarakat. Tahun ini juga akan kita perbantukan untuk program
penyelamatan sapi betina. Jadi setiap sapi yang bunting di kasih sentif,”
ucapnya.
Dirinya
berharap kepada para peternak untuk melakukan pengembangbiakan dan jika sudah
waktunya tidak produktif lagi maka sapi tersebut dapat di jual. “Itu sudah
merupakan pengembangan dari hasil usaha mereka. namun kita berharap tidak
sampai di sini saja pengembangan yang ada dan harus terus berkembang biak. Ini
dalam rangka pemberdayaan kepada peternak dari Kementrian Peternakan,” kata
Suharjo.
Sementara
itu, ketua Kelompok Tani Sri Berdiri Baru, Subeki mengungkapkan tidak ada
kendala dalam kelompok yang di pimpinnya untuk melakukan pengembang biakan
sapi-sapi yang di kelola kelompoknya. “Karena semua yang ada di dalam kelompok
ini sudah terbiasa merawat sapi, sehingga tidak terlalu sulit untuk merawat
sapi-sapi yang ada di sini,” ungkapnya.
Subeki
menjelaskan anggota kelompok peternak Sri Berdiri Baru tersebut beranggotakan
30 orang dengan kemampuan merawat sapi yang sudah cukup mahir. “Kalau masalah
penyakit dan vaksin, jika tidak bisa dilakukan sendiri terpaksa kita memanggil
rekan yang ahlinya atau pun memberitahukan kepada dinas untuk menurunkan
beberapa orang yang dapat membantu,” jelasnya.
Subeki
menambahkan dari perkembangbiakan sapi selama kurang lebih setahun, belum ada
hasil yang di dapat dari sapi tersebut, namun dari kotoran sapi sudah ada hasil
sekitar 6 jutaan. “Untuk pengelolaan dan penjualan kotoran sapi itu, sudah ada
tim sendiri yang kami bentuk untuk mengelolanya. Dari kencing sapi juga dapat
untuk menyiram tanaman palawija seperti jagung,” tambahnya. (Rino Kartono Mawardi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar