Kubu Raya, Kalbar ; - Kepala Pelaksana Badan
Penanggulangan Bencana Daerah Kubu Raya Irianto Sudiman menuturkan pemerintah kabupaten
terbungsu di Kalbar memang tidak memiliki anggaran khusus terkait bantuan
korban puting beliung. ”Untuk bantuan menyeluruh sepertinya kita belum ada dan
terkendala anggaran. Tetapi kita bantu dari bantuan sosial,” katanya kepada RRI,
Jum’at (30/11).
Menurut dia bantuan itu diantaranya
beras, tenda selimut, indomie dan makanan pokok lainnya. Bantuan itu sendiri
sudah diserahkan ketika terjadi putting beliung di wilayah terparah di
Kecamatan Sungai Kakap. ”Yang pasti pemerintah tetap bantu itu,” ujarnya. Dia
menambahkan mengatakan kabupaten Kubu Raya menjadi salah satu daerah yang rawan
bencana banjir dan angin Puting Beliung. "Secara geografis Kabupaten Kubu
Raya merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang paling aman dari ancaman
gempa, namun sangat rawan banjir dan puting beliung," katanya.
Ia memaparkan sebagai wilayah tropis
yang terdiri dari bentangan sungai, laut dan kawasan hutan seperti di Kubu
Raya, beberapa tahun belakangan tercatat paling sering dilanda bencana alam
berupa banjir dan angin puting beliung. Meski demikian, Badan yang menangani
masalah bencana alam serta program pascabencana yang baru terbentuk pada tahun
2010 ini untuk tahun-tahun awal ini belum bisa berbuat banyak. "Artinya,
kita hanya mampu merancang program di tengah minimnya sarana dan prasarana.
Namun, jika ada bencana yang melanda, kita tetap bertindak cepat tanggap,"
ujarnya.
Namun, untuk tahun mendatang Irianto
yakin dengan berbagai program yang telah disusun pihaknya sudah menyiapkan
berbagai kemungkinan jika ada bencana yang terjadi. "Tapi tentunya kita
tidak berharap demikian," tuturnya. Meski demikian, Badan Penanggulangan
Bencana Daerah juga harus tetap waspada terhadap berbagai kondisi yang
diciptakan oleh bencana. Pihaknya memang tidak bisa memprediksi apa dan
bagaimana dampak dari bencana yang datang. Yang jelas masyarakat harus tahu
bahwa, tindakan-tindakan yang harus dilakukan untuk pencegahan dini atau
tindakan yang harus diambil ketika bencana itu datang.
"Misalnya harus berada di mana
ketika ada angin puting beliung datang atau apa yang harus dilakukan ketika
banjir melanda. Ini juga akan kami lakukan, secara bertahap di daerah-daerah
yang rawan," jelasnya. Menurutnya,
yang terpenting, adalah bagaimana membangun daerah terkena bencana tersebut
atau pascabencana.
Dirinya menjelaskan, di Pemerintah
Pusat, peluang ini banyak, dan itu sudah dilakukan oleh Pemkab Kubu Raya untuk
memperbaiki dan membangun daerah-daerah yang telah tertimpa bencana alam.
Sedangkan masalah yang harus diperhatikan tentunya bagaimana masyarakat bisa
menjaga kondisi alam agat bencana itu tidak datang. "Saya yakin, begitu
banyak riset menunjukkan bahwa kondisi alam yang sudah mulai tidak stabil
menyebabkan bencana terjadi. Sudah banyak contoh, Lumpur Lapindo misalnya,
berapa desa bahkan kecamatan dan kabupaten yang harus menjadi korban keganasan
alam dan sampai saat ini belum ada solusinya," kata Irianto.
Di Kubu Raya sendiri, kondisi
alamnya masih cukup bersahabat, namun ia berharap eksploitasi terhadap alam
seharusnya sejak dini diantisipasi reaksinya. "Kalau
kita banyak menebang, tentu daerah serapan air semakin berkurang. Kalau ini
tidak diantisipasi, air yang turun ke bumi tentu akan merendam daerah yang
dilaluinya, kalau irigasi tidak memadai, siap-siap saja banjir akan
datang," ujarnya. (Rino Kartono Mawardi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar