Warga Desa Kalimas Kecamatan Kakap merasa dibohongi oleh Balai Sumber Daya Alam (SDA) Wilayah Kalimantan Barat dalam Operasi dan Pemeliharaan (OP) terhadap proyek pengairan parit Kalimas yang semakin tersumbat. Padahal dalam OP tersebut, parit di Desa Kalimas ini mendapatkan bantuan pembersihan parit namun dari Balai SDA wilayah Kalbar justru mengalihkan proyek tersebut ke Desa Punggur Besar, sementara dana yang digunakan dari APBN untuk pengelolaan parit tahun 2013 ini menggunakan anggaran sebesar kurang lebih 4 milyar.
“Kita kecewa dengan Balai SDA Kalbar, dengan dana APBN yang masuk tiap tahun kesini untuk pengairan Parit Kalimas, namun dana tersebut tidak pernah sampai ke desa ini. Padahal tender proyeknya sudah tertera untuk daerah Jawi Kalimas-Betutu, ternyata yang dikerjakan malah di Desa Punggur Besar, ini yang membuat kita curiga,” kata Muhammad Yani salah satu tokoh masyarakat Desa Kalimas kepada wartawan di Sungai Kakap, Rabu (22/5).
Dirinya pun curiga ada oknum-oknum tertentu yang bermain dalam proyek ini, artinya apa yang dikerjakan oleh balai tersebut merupakan data fiktif karena sudah nyata data yang ada dalam pengerjaan OP ini ada namanya Desa Kalimas, tetap kenapa pengerjaan fisiknya di desa yang lain. Maka dari itu pun, masyarakat akan tetap menuntut haknya kepada balai SDA Kalbar untuk segera menjelaskan kepada masyarakat masalah ini. “Jangan sampai kesabaran masyarakat habis, maka kita akan melakukan unjuk rasa kepada balai nantinya,” ucapnya.
Pria yang disapa Yani ini pun mengungkapkan bahwa seharusnya dari Balai SDA Kalbar itu transparan terhadap pengerjaanya, utamakan dahulu pembersihan atau pengerukkan di Parit Kalimas ini, karena parit ini merupakan dasar dari daerah lain. “Parit ini merupakan yang paling utama dahulu dilakukan pendalamannya, baru yang lainnya, karena parit ini merupakan akses dan kebutuhan masyarakat dalam melakukan kehidupan sehari-hari seperti nelayan maupun petani,” ungkapnya.
Sementara itu ditambahkan Kepala Desa Kalimas Nasir Muslim mengunkapkan bahwa sebenarnya untuk parit Kalimas ini tiap tahunnya mendapatkan bantuan dana dari APBN untuk pengairan parit tersebut, namun sudah beberapa tahun ini dana tersebut tak pernah lagi dirasakan oleh masyarakat. Sebelumnya Nasir beberapa waktu yang lalu pernah melakukan pertemuan dengan pihak balai terkait dana bantuan pengairan untuk tahun 2012 kemarin.
“Untuk dana pengairan 2012, kita diminta untuk mengalah oleh pihak balai karena dananya dialihkan, namun untuk 2013 kita dipastikan dapat dana tersebut. Tapi kenyataannya tahun 2013 ini dananya tidak juga dirasakan, justru pengairan dilakukan di Desa Punggur Besar, sementara dalam data yang berhak mendapatkan dana tersebut Jawi Kalimas-Betutu. Jelas kita dibohongi pihak balai,” paparnya.
Padahal lanjut Nasir, sudah saatnya parit Kalimas itu dilakukan pendalaman maupun pembersihan, karena kondisi parit saat ini sudah dangkal dan tersumbat sehingga membuat petani dan nelayan mengeluh, yang membuat dirinya kesal lagi terhadap Balai SDA Kalbar ialah kenapa dari pihak balai tidak pernah melakukan sosialisasi maupun koordinasi kepada masyarakat maupun desa terkait pengalihan proyek tersebut.
“Lebih parah lagi yaitu ketika dari balai melakukan pengerjaan di Desa Punggur Besar tersebut tidak memberi tahu kita sementara proyek itu merupakan milik Desa Kalimas, jelas kita tidak terima,” kesalnya. Dirinya pun berharap kepada Gubernur atau pihak provinsi dapat mengawasi kinerja dari pihak Balai tersebut, karena dari balai jelas menyalahi aturan karena proyek OP dari dana APBN untuk Desa Kalimas ternyata dialihkan ke desa lain.
“Maka apa yang dikerjakan oleh Balai SDA Kalbar tersebut jelas menggunakan data fiktif, desa Kalimas tidak pernah merasakan OP pengairan dari dana APBN yang disalurkan melalui mereka,” pungkas Nursalim. (Rino Kartono Mawardi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar