Rabu, 19 Juni 2013

Bupati Kubu Raya Letakan Batu Pertama Pembangunan Gedung GPIB Sungai Raya

       Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan bersama Pdt Petrus Aristoteles Metanfanuan, pagi tadi meletakkan batu pertama pembangunan gedung Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Jemaat “Siloam” di Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya.

         Meski dibawah teriknya matahari, acara peletakan batu pertama itu, berlangsung sukses. Kepada sejumlah wartawan, Panitia pembangunan Gereja GPIB, Pdt. Petrus Aristoteles Metanfanuan mengatakan, bahwasanya latar belakang dibangunya gedung baru GPIB di Sungai Raya ini adalah untuk mengembangkan kehidupan kerohanian umat kristiani masyarakat Kubu Raya serta menampung penambahan kehadiran umat yang akan beribadah, maka dipandang penting untuk membangun dan mengembangkan gereja yang baru dan representatif  untuk setiap kebaktian.

        “Kita memang sengaja membangun gedung baru Gereja GPIB ini di Sungai Raya, agar para jema’at di Kubu Raya ini bisa mengembangkan kehidupan kerohanian sesama umat kristiani. Sehingga kita bisa merangkul semua umat kristiani yang ada di Kubu Raya ini agar lebih bersatu di dalam peribadatan maupun menjalin komunikasi sesama umat keristiani”, ungkap Pdt. Petrus Aristoteles Metanfanuan kepada sejumlah wartawan usai pelaksanaan peletakan batu pertama pembangunan gedung baru Gereja GPIB di Sungai Raya, Rabu (19/6).

         Petrus berharap, agar para panitia pembangunan Gereja GPIB Sungai Raya ini bisa bekerja semaksimal mungkin agar pelaksanaan pembangunan gedung ini bisa cepat tereslisasi./ Petrus menambahkan, gedung yang berdiri diatas lahan seluas 7,3 ribu meter persegi ditargetkan akan selesai selama 5 tahun atau 1 priodik. Sehingga dengan dibangunan gereja yang baru dan representatif ini dapat menampung kurang lebih 4000 jiwa dalam setiap kebaktian ibadah.

       “Untuk di Kabupaten Kubu Raya sendiri, Jemaat kita mencapai 600 Kepala Keluarga (KK) dan jumlah tersebut bisa mencapai kurang lebih 4.000 jema’aat. Dan kita juga targetkan agar pembangunan gereja ini bisa selesai dalam tempo waktu 1 priodik atau 5 tahun. Dan pembangunan ini bisa cepat dan mundur, tergantung dari para panitia pembangunan di dalam mencari dana untuk pembangunannya”, paparnya.

            Sementara itu, Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan mengatakan, selain sebagai wadat untuk tempat beribadah, berdirinya bangunan baru GPIB Sungai Raya ini juga sebagai tempat untuk pemberdayaan pemikiran-pemikiran umat dan sebagai sarana untuk menjalin komunikasi antar jema’at.

          “Kubu Raya ini, memiliki berbagai macam etnis dan agama, jadi kita sebagai pemerintah, tentunya memberikan batuan dan suport agar pembangunan Gereja GPIB di Sungai Raya ini bisa secepatnya terbangun. Karena Kubu Raya inikan merupakan daerah Arteri, yang mana sebagai pintu gerbangnya Kalimantan Barat. Karena setiap orang yang datang ke Kalimantan Barat melaui angkutan udara, mereka terlebih dahulu melangkahkan kakinya ke Kubu Raya. Tentunya dengan adanya pembangunan gedung baru Gereja GPIB, akan menjadi penilaian tersendiri bagi para wisatawan, baik lokal maupun mancanegara, bahwasanya Kubu Raya merupakan Daerah yang hitrogen dan plularisme”, jelasnya.

             Untuk itu, Muda mengharapkan kepada para panitia dan para tokoh gereja dalam perannya untuk lebih meningkatkan pembinaan terhadap para jemaat, sehingga dapat lebih bersinergi bersama pemerintah dalam melaksanakan pembangunan di Kabupaten Kubu Raya. “Dalam hal peribadatan, tugas Pendeta untuk membina mental masyarakat sedangkan pemerintah untuk melaksanakan pembangunan”, imbuhnya. (Rino Kartono Mawardi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar